1.
Proses
Terjadinya Penurunan Imonologi pada Orang Stres
Penelitian
yang membahas tentang hubungan stres dan sistem daya tahan tubuh atau dikenal
dengan sistem imun tubuh sudah semakin banyak dilakukan. Sejak berkembangnya
ilmu Psikoneuroimunologi yaitu suatu ilmu yang mengaitkan hubungan antara ilmu
psikologi, saraf dan imunologi.
Psikoneuroimunologi menekankan pada pembuktian-pembuktian terkait dengan sistem imun tubuh dan hubungannya dengan stres yang terjadi pada seseorang. Disebutkan, banyak sekali dampak stres terhadap sistem imun tubuh manusia yang mengakibatkan seseorang lebih rentan mengalami gangguan penyakit terkait dengan sistem imun tubuh.
Beberapa penyakit yang dihubungkan dapat mempengaruhi sistem imun manusia adalah asma dan fibromialgia. Asma diketahui sebagai suatu gangguan penyakit pernapasan yang melibatkan sel-sel radang dan sistem imun dalam tubuh.
Psikoneuroimunologi menekankan pada pembuktian-pembuktian terkait dengan sistem imun tubuh dan hubungannya dengan stres yang terjadi pada seseorang. Disebutkan, banyak sekali dampak stres terhadap sistem imun tubuh manusia yang mengakibatkan seseorang lebih rentan mengalami gangguan penyakit terkait dengan sistem imun tubuh.
Beberapa penyakit yang dihubungkan dapat mempengaruhi sistem imun manusia adalah asma dan fibromialgia. Asma diketahui sebagai suatu gangguan penyakit pernapasan yang melibatkan sel-sel radang dan sistem imun dalam tubuh.
Fibromialgia sendiri merupakan suatu kondisi gangguan
penyakit yang menekankan keluhannya pada nyeri di berbagai bagian tubuh dan suasana
perasaan yang tidak nyaman terkait dengan kondisi ini. Gangguan nyeri yang
lebih banyak terdapat pada wanita ini belakangan semakin diteliti mempunyai
dampak yang berhubungan dengan sistem stres dan imun tubuh. Karena itu, hindari stres mulai dari sekarang, kalaupun
memang ada masalah rumit, mintalah bantuan atau bicara dengan orang yang Anda
percaya dan segera cari jalan keluarnya.
2.
Proses Mudahnya
Tejadi Infeksi pada Orang Stres
Stres dan infeksi dapat terjadi pada siapa
saja, kapan saja, di mana saja. Stres bersumber dari masalah fisik dan mental.
Stres memicu peningkatan produksi hormon kortisol. Hormon ini memacu
peningkatan metabolisme cadangan energi tubuh sehingga mengalami
pengurangan. Hormon ini juga punya peran dalam menekan sistem imunitas
tubuh. Infeksi terjadi bila daya tahan tubuh spesifik maupun non-spesifik
mengalami penurunan. Dukungan sosial atau kepedulian orang tua punya peran
penting dalam durasi maupun derajat stres yang terjadi pada peserta Orientasi
Mahasiswa Baru contohnya. Dimana calon mahasiswa yang memperoleh dukungan
sosial yang optimal dalam menjalani pekan orientasi, mengalami stres yang
ringan dan tidak jatuh sakit. Sedangkan mahasiswa yang tidak / kurang
mendapat dukungan soial mengalami stres cukup berat dan jatuh sakit.
3.
Proses Terjadinya Penuaan Dini pada
Orang Stres
Tekanan membuat hampir sebagian besar orang merasakan
stres. Ini bisa dilihat dari tingginya kasus percobaan bunuh diri di masyarakat
yang dipicu faktor ekonomi maupun masalah rumah tangga atau asmara.
Proses
penuaan dini pada fase subklinik yang terjadi antara 25-35 tahun. Fase ini
ditandai dengan menurunnya fungsi kerja hormon dalam tubuh manusia. Dampaknya
terbentuk radikal bebas yang dapat merusak sel dan DNA yang akhirnya
memunculkan penyakit kanker.
Selain
mengalami penurunan produksi hormon dan berkurangnya masa otot, proses penuaan
dini juga menyebabkan usia psikologis seseorang menjadi lebih tua dibandingkan
dengan usia kronoligik (usia berdasarkan tahun lahir) orang tersebut.
4.
Stres Dapat Menyebabkan Kanker
Stres merupakan kondisi ketegangan yang
berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran, dan kondisi fisik seseorang. Stres
dapat menyebabkan tejadinya kanker pada seseorang. Bagi banyak orang, mengalami
stres adalah suatu peristiwa traumatik atau sangat menegangkan untuk
dibahas.Orang – orang yang mengalami yang mengalami problematik seperti ini
dapat lebih cepat terkena kanker.
Ketika
dihadapkan dengan trauma besar, kadar hormon kortisol stres tetap pada tingkat
tinggi dan sistem kekebalan tubuh lansung menekan yang tugasnya untuk melawan
sel-sel kanker yang ada pada setiap tubuh manusia. Orang dalam stres tinggi
umumnya berarti seseorang yang tidak dapat memproduksi melatonin yang cukup
selama waktu tidur serta tidak bisa tidur dengan nyenyak. Pertumbuhan sel kanker dihambat oleh
melatonin, ini berarti ketika seseorang tidak mampu mengatasi stres, hal ini
dapat menyebabkan semakin berkembangnya sel-sel kanker. Salah satu fungsi dari
hormon adrenalin adalah untuk mengangkut gula dari sel tubuh. Tubuh menjadi
asam ketika terlalu banyak gula dalam sel-sel tubuh. Ini berarti sel-sel tubuh yang
normal kekurangan oksigen dan tidak dapat bernapas dengan baik. Sel kanker
tumbuh dengan baik dalam keadaan oksigen yang rendah. Sel-sel kanker juga dapat
berkembang pada gula untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Stres tinggi dapat
menyebabkan kadar kortison yang menekan sistem kekebalan tubuh dan menipisnya
adrenalin yang menyebabkan oklsigen rendah, untuk berkembangnya sel tubuh dan
terlalu banyak gula dalam tubuh yang dihasilkan oleh lingkungan sehingga
menimbulkan kanker. Adapun efek yang ditimbulkan oleh stres yaitu :
a.
Tingginya kadar gula dalam
tubuh
b.
Rendahnya oksigen dalam
tubuh
c.
Berkurangnya produksi hormon
adrenalin dimana mereka lebih menjadi kanker dan lebih rentan untuk bermutasi.
5. Stres
Dapat Menyebabkan Gangguan Menstruasi
Kesehatan
mental dan spiritual sangat penting untuk mengurangi stres. Jika dalam keadaan
stres, otak akan memberikan tandanya ke tubuh melalui penegangan urat-urat
saraf. Tanda-tanda ini akan menyebabkan rasa sakit pada tubuh ( defresi,
tegang, gelisah ). Selain itu, siklus haid pun menjadi tidak teratur dan sistem
kerja jantung menjadi bertambah. Siklus haid menjadi tidak teratur karena
adanya gangguan hormon yang disebabkan oleh stres. Haid terkaid erat dengan
hormon yang diatur oleh otak, tepatnya dikelenjar hipofisis untuk menghasilkan
hormon FSH, hormonal ini akan mengirimkan sinyal ke indung telur untuk proses
pematangan folikel telur. Bila sistem
pengaturan ini terganggu, maka secara otomatis siklus haid pun menjadi
terganggu. Seorang wanita dapat
mengurangi tingkat stresnya dengan melakukan meditasi dan yoga. Tarik napas
dalam-dalam dan perlahan-lahan berdoa, mendengarkan musik lembut, atau
jalan-jalan santai. Dngan berelaksasi setiap hari, maka stres dalam hidup akan
berkurang.
6. Stres
Dapat Menyebabkan Gastrointestina
Stres
dapat menyebabkan gangguan pada sistem percernaan salah satu diantaranya adalah diare. Diare
adalah peningkatan keenceran dan frekuensi tinja. Diare dapat terjadi akibat
adanya zat terlarut yang tidak dapat diserap di dalam tinja yang disebut diare
osmotik atau iritasi saluran cerna. Penyebab seringnya terjadi iritasi adalah
seringnya infeksi oleh virus atau bakteri di usus halus distal atau usus besar.
Iritasi usus oleh suatu pantogen memengaruhi lapisan mukosa usus. sehingga
terjadi peningkatan produk-produk sekretorik termasuk mukus. Iritasi oleh
mikroba juga memengaruhi lapisan otot sehingga terjadi peningkatan mutilitas. Peningkatan
mutilitas menyebabkan banyak air dan
elektrolit terbuang karena berkurangnya waktu yangtersedia umtuk penyerapan zat-zat
tersebut di kolon. Individu yang mengalami diare berat dapat meninggal akibat
syok hivopolemik dan kelainan elektrolit. Toksin kolera yang dikeluarkan oleh
bakteri kolera adalah conrh dari bahan yang sangat merangsang mutilitas dan
secara langsung menyebabkan sekresi air dan elektrolit kedalam usus besar,
sehingga unsur-unsur plasma yang penting ini terbuang dalam jumlah besar. Diare
juga dapat disebabkan oleh faktor fisikologis misalnya ketakutan atau jnis-jenis
stres tertentu yang diperantaraai oleh stimulasi sraf parasimpatis.
7. Stres
dapat menyebabkan penyakit kulit
Salah satu bentuk penyakit kulit yang tibul karena stres
adalah kulit gatal-gatal. Perasaan cemas dapat memperburuk kondisi yang
mendasari penyakit kulit seperti dermatitis dan eksim psoriasis. Hormon stres
mengaktifkan serabut saraf yang menyebabkan sensasi gatal semakin berkembang.
Orang yang stres memiliki kemungkinan menderita gatal kronis, atau pruritus dua
kali lipat lebih besar.
bisa saya tahu sumber rujukan ini dari mana???
ReplyDelete