PERATURAN MENTERI
KESEHATAN REPUBLIK INONESIA
NOMOR
1464/MENKES/PER/X/2010
BAB III
PENYELENGGARAAN PRAKTIK
Pasal
11
(1) Pelayanan
kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b diberikan pada bayi
baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah.
(2) Bidan
dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berwenang untuk:
a. Melakukan
asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi,
inisiasi menyusui dini, injeksi Vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir pada
masa neonatal (0-28 hari), dan perawatan tali pusat;
b. Penanganan
hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk;
c. Penanganan
kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan;
d. Pemberian
imunisasi rutin sesuai program pemerintah;
e. Pemantauan
tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah;
f. Pemberian
konseling dan penyuluhan;
g. Pemberian
surat keterangan kelahiran; dan
h. Pemberian
surat keterangan kematian;
A.
ASUHAN
BAYI BARU LAHIR NORMAL
Asuhan segera bayi baru lahir adalah
asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selamajam pertama setelah kelahiran.
Sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha pernapasan spontan
dengan sedikit bantuan atau gangguan. Aspek-aspek penting dari asuhan segera
bayi baru lahir adalah :
·
Jagalah agar bayi tetap
kering dan hangat,
·
Usahakan adanya kontak
antara kulit bayi dengan kulit ibunya sesegera mungkin.
Segera
setelah melahirkan badan bayi :
·
Sambil secara cepat
menilai pernapasannya, letakkan bayi dengan hangat, di atas perut ibu.
·
Dengan kain bersih dan
kering atau kasa lap darah atau lendir dari wajah bayi untuk mencegah jalan
udaranya terhalang. Periksa ulang pernapasan bayi.
Catatan : sebagian
besar bayi akan menangis atau bernapas secara spontan dalam waktu 30 detik
setelah lahir.
·
Bila bayi tersebut
menangis atau benapas (terlihat dari pergerakan dada paling sedikit 30 kali per
menit), biarkan bayi tersebut dengan ibunya;
·
Bila bayi tersebut
tidak bernapas dalam waktu 30 detik, segeralah cari bantuan, dan mulailah langkah-langkah resusitasi bayi
tersebut.
Persiapkan kebutuhan resusitasi untuk setiap bayi
dan siapkan rencana untuk meminta bantuan, khususnya bila ibu tersebut memiliki
riwayat eklampsia, perdarahan, persalinan lama atau macet, persalinan dini atau
infeksi.
Klem dan Potong Tali
Pusat
·
Klemlah tali pusat
dengan dua buah klem, pada titik kira-kira 2 dan 3 cm dari pangkal pusat bayi
(tinggalkan kira-kira satu cm di antara klem-klem trsebut).
·
Potonglah tali pusat di
antara kedua klem sambil melindungi bayi dari gunting dengan tangan kiri anda.
·
Pertahankan kebersihan
pada saat memotong tali pusat. Ganti sarung tangan anda bila ternyata sudah
kotor. Potonglah tali pusatnya dengan pisau atau gunting yang steril atau
disinfeksi tingkat tinggi (DTT).
·
Periksa tali pusat
setiap 15 menit. Apabila masih terjadi perdarahan, lakukan pengikatan ulang
yang lebih ketat.
![]() |
Jagalah Bayi Agar Tetap
Hangat
·
Pastikan bayi tersebut
tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu.
·
Gantilah handuk atau
kain yang basah dan bungkus bayi tersebut dengan selimut dan jangna lupa
memastikan bahwa kepala telah terlindung dengan baik untuk mencegah keluarnya
panas tubuh.
·
Pastikan bayi tetap
hangat dengan memeriksa telapak bayi setiap 15 menit.
-
Apabila telapak bayi
terasa dingin, periksalah suhu aksila bayi.
-
Apabila suhu bayi
kurang dari 36,5˚ C, segera hangatkan bayi tersebut.
Kontak Dini dengan Ibu
·
Berikan bayi kepada
ibunya secepat mungkin. Kontak dini antara ibu dan bayi penting untuk:
-
Kehangatan –
mempertahankan panas yang benar pada bayi baru lahir.
-
Ikatan batin dan
pemberian ASI.
·
Doronglah ibu untuk
menyusui bayinya apabila bayi telah siap (dengan menunjukan refleks rooting). Jangan paksakan bayi untuk
menyusu.
![]() |
Pernapasan
Sebagian
besar bayi akan bernapas secara spontan. Pernapasan bayi sebaiknya diperiksa
secara teratur untuk mengetahui adanya masalah.
·
Periksa pernapasan dan
warna kulit bayi setiap 5 menit.
·
Jika bayi tidak segera
bernapas, lakukan hal-hal sebagai berikut :
-
Keringkan bayi dengan
selimut atau handuk yang hangat,
-
Gosoklah punggung bayi
dengan lembut.
·
Jika bayi masih belum
mulai bernapas setelah 60 detik mulai resusitasi. Perlunya resusitasi harus ditentukan
sebelum akhir menit pertama kehidupan. Indikator tertentu bahwa diperlukan
resusitasi ialah kegagalan napas setelah bayi lahir.
Peralatan
resusitasi :
-
Selalu harus dicek
dalam keadaan baik dan siap pakai
-
Sungkup no. 1 untuk
bayi cukup bulan dan no. 0 untuk payi kurang bulan.
-
Cek fungsi balon dengan
cengkraman sungkup di telapak tangan :
ü Tangan
lain meremas balon, jika terasa tekanan di telapak, maka ventilasi cukup,
ü Remasan
dilepas dan balon inflasi kembali, maka balon berfungsi baik.
Adapun cara-cara resusitasi adalah
sebagai berikut :
1. Membuka
jalan napas
2. Ventilasi
bayi baru lahir
·
Apabila bayi sianosis
(kulit biru) atau sukar bernapas (frekuensi pernapasan kurang dari 30 atau
lebih dari 60 kali per menit) , berilah oksigen pada bayi dengan kateter nasal
atau nasal prongs.
Perawatan Mata
Obat mata eritromisin 0,5% atau
tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia
(penyakit menular seksual). Obat mata perlu diberikan jam pertama setelah
persalinan. Yang lazim dipakai adalah larutan perak nitrat atau Neosporin dan
langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah bayi lahir.
Berikan Vitamin K
Untuk
mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru
lahir, lakukan hal-hal berikut :
·
Semua bayi baru lahir
normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama tiga
hari,
·
Bayi risiko tinggi
diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg I.M.
Identifikasi Bayi
Alat
pengenal unyul memudahkan identifikasi bayi perlu dipasang segera pascapersalinan.
Alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan
harus tetap ditempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.
·
Alat yang digunakan,
hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah
sobek, dan tidak mudah lepas.
·
Pada alat/gelang
identifikasi harus tercantum:
-
Nama (bayi, ibunya),
-
Tanggal,
-
Nomor bayi,
-
Unit.
·
Di setiap tempat tidur
harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi.
·
Sidik telapak kaki bayi
dan sidik jari ibu harus di cetak di catatan yang tidak mudah hilang. Ukurlah
berat lahir, panjang bayi, lingkar kepala, lingkar perut dan catat dalam rekam
medis.
Perawatan Lain-Lain
·
Lakukan perawatan tali
pusat :
-
Pertahankan sisa tali
pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara dan tutupi dengan kain bersih
secara longgar;
-
Lipatlah popok dibawah
sisa tali pusat
-
Jika tali pusat terkena
kotoran atau tinja, cuci dengan sabun dan air bersih, dan keringkan
betul-betul.
·
Dalam waktu 24 jam dan
sebelum ibu dan bayi dipilangkan ke rumah, berikan imunisasi BCG, polio oral,
dan hepatitis B
·
Ajarkan tanda-tanda
bahaya bayi pada orangtua dan beritahu orangtua agar merujuk bayi segera untuk
perawatan lebih lanjut, jika ditemui tanda-tanda tersebut
·
Ajarkan pada orangtua
cara merawat bayi mereka dan perawatan harian untuk bayi baru lahir :
-
Beri ASI sesuai
kebutuhan setiap 2 sampai 3 jam (paling sedikit setiap 4 jam mulai dari hari
pertama)
-
Pertahankan agar bayi
selalu dengan ibu.
-
Jaga bayi dalam keadaan
bersih,hangat dan kering dengan menggati popok dan selimut sesuai dengan
keperluan. Pastikan bayi tidak terlalu panas dan terlalu dingin. Apa saja yang
dimasukkan ke dalam mulut bayi harus selalu bersih.
-
Jaga tali pusat dalam
keadaan bersih dan kering.
-
Peganglah, sayangi dan
nikmati kehidupan bersama bayi.
-
Awasi masalah dan
kesulitan bersama bayi, dan minta bantuan jika perlu.
-
Jaga keamanan bayi
terhadap trauma, dan penyakit atau infeksi.
-
Ukur suhu tubuh bayi
jika tampak sakit atau menyusu kurang baik.
B.
PENANGANAN
HIPOTERMI PADA BAYI BARU LAHIR DAN SEGERA MERUJUK
Hipotermia
dapat terjadi secara cepat pada bayi sangat kecil atau bayi yang diresusitasi
atau dipisahkan dari ibu. Dalam kasus-kasus ini,suhu dapat cepat turun <
35®C. hangatkan segera :
·
Jika bayi sakit
berat atau hipotermia berat (suhu
aksiler <35®C) :
-
Gunakan alat yang
tersedia (incubator, radiant heater,
kamar hangat, tempat tidur hangat),
-
Rujuk segera ke tempat
pelayanan kesehatan yang mempunyai NICU,
·
Jika bayi sianosis
(biru) atau sukar bernapas (frekuensi < 30 atau > 60 x per menit, tarikan
dinding dada ke dalam atau merintih)
ü Isap
mulut dan hidung untuk memastikan jalan napas bersih
ü beri
oksigen lewat kateter hidung atau nasal prong
ü rujuk
ke kamar bayi atau ke tempat pelayanan yang dituju
·
Jika bayi tidak begitu
tampak sakit dan suhu aksiler 35®C atau lebih :
ü Jaga
bayi tetap hangat. Bungkus bayi dengan kain lunak, kering, selimuti, dan pakai
topi untuk mencegah kehilangan panas,
ü Dorong
ibu untuk segera menyusui, setelah bayi siap,
ü Pantau
suhu aksiler setiap jam sampai normal,
ü Bayi
dapat diletakkan dalam incubator atau di bawah radiant heater.
C.
PENANGANAN
KEGAWAT-DARURATAN, DILANJUTKAN DENGAN PERUJUKAN
Prinsip-
prinsip asuhan bayi baru lahir.
·
Jika bayi dilahirkan
oleh seorang ibu yang mengalami komplikasidalam persalinan,penanganan bayi
tersebut tergantung pada :
-
Apakah bayi mempunyai
kondisi atau masalah yang perlu tindakan segera.
-
Apakah kondisi ibu
memungkinkan merawat bayi secara penuh, sebagian, atau tidak sama sekali.
Bayi baru lahir dengan masalah.
·
Masalah/kondisi akut perlu
tindakan segera dalam 1 jam kelahiran (oleh tenaga di kamar bersalin) :
-
Tidak bernafas
-
Sesak nafas
-
Sianosis sentral (kulit
biru)
-
Bayi berat lahir rendah
(BBLR) < 2.500 g
-
Letargis
-
Hipotermia/stress
dingin (suhu aksila < 36,5 ˚C
-
Kejang
·
Kondisi perlu tindakan
awal :
-
Potensial infeksi
bakteri (pada ketuban pecah dini atau pecah lama)
-
Potensial sifilis (ibu
dengan gejala atau serologis positif)
·
Kondisi malformasi atau
masalah lain yang tidak perlu tindakan segera (oleh tenaga di kamar bersalin) :
-
Lakukan asuhan segera
bayi baru lahir dalam jam pertama setelah kelahiran bayi.
-
Rujuk ke kamar bayi
atau tempat pelayanan yang sesuai.
Rujukan bayi.
·
Jelaskan
kondisi/masalah bayi kepada ibu
·
Jaga bayi tetap hangat.
Bungkus bayi dengan kain lunak dan kering, selimuti, dan pakai topi.
·
Rujuk dengan digendong
petugas, jika memungkinkan. Gunakan inkubtor atau basinet jika perlu tindakan
khusus, misalnya pemberin O2
·
Mulai menyusui dini
·
Ajari memeras payudara
an ASI yang akan diberikan kepada bayi jika menyusui dini tidak dimugkinkanoleh
kondisi ibu dan bayi.
·
Pastikan kamar bayi
NICU (Neonatal Intensive Care Unit )
atau tempat pelayanan yang dituju menerima formulir riwayat persalinan,
kelahiran, dan tindakan yang akan diberikan kepada bayi.
D.
PEMBERIAN
IMUNISASI RUTIN SESUAI PROGRAM PEMERINTAH
Berikut ini adalah 5 jenis imunisasi dasar yang harus
wajib diberikan, yaitu:
1. Imunisasi BCG
Imunisasi BCG akan memberikan ketahanan terhadap penyakit
TBC (Tuberkulosis) berkaitan dengan keberadaan virus tubercel bacili yang hidup
di dalam darah. Agar memiliki kekebalan aktif, dilakukanlah vaksinasi BCG
(Bacillus Calmette Guerin).
2. Imunisasi Campak
Pemberian imunisasi campak adalah cara pencegahan
penyakit campak yang paling efektif. Meskipun campak hanya menulari satu kali
seumur hidup. Namun, penyakit ini sangat berbahaya, karena dapat menimbulkan
kematian. Bagi anak yang daya tahan tubuhnya sangat baik, bisa tidak pernah
tertular penyakit campak.
3. Imunisasi Hepatitis B
Imunisasi Hepatitis B diberikan tiga kali. Yang pertama
dalam waktu 12 jam setelah lahir. Imunisasi ini dilanjutkan saat bayi berumur 1
bulan, kemudian diberikan lagi saat 3-6 bulan.
4. Imunisasi Polio
Imunisasi yang satu ini belakangan sering
didengung-dengungkan pemerintah karena telah memakan korban cukup banyak.
Target pemerintah membebaskan anak-anak Indonesia dari penyakit polio. Polio-0
diberikan saat kunjungan pertama setelah lahir. Selanjutnya vaksin ini
diberikan 3 kali, saat bayi berumur 2, 4, dan 6 bulan. Pemberian vaksin ini
dulang pada usia 18 bulan dan 5 tahun.
5. Imunisasi DPT
Imunisasi DPT diberikan untuk mencegah tiga macam
penyakit sekaligus, yaitu Difteri, Pertusis dan Tetanus. Vaksin ini diberikan
pertama kali saat bayi berumur lebih dari enam minggu. Lalu saat bayi berumur 4
dan 6 bulan. DPT diberikan kembali pada umur 18 bulan dan 5 tahun. Pada anak
umur 12 tahun, imunisasi ini diberikan lagi dalam program BIAS SD kelas VI.
E.
PEMANTAUAN
TUMBUH KEMBANG BAYI, ANAK BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
Ukuran
dari pertumbuhan fisik digunakan dalam perawatan kesehatan anak-anak untuk
memonitorin pertumbuhan meliputi:
1
Menemukan pertumbuhan
sesuatu yang abnormal
2
Meyakinkan orang tua
bahwa pertumbuhan anaknya normal
3
Merupakan bantuan untuk
menilai kelainan pertumbuhan yang mencurigakan, dan
4
Menentukan pengobatan.
Penilaian
tentang pengobatan meliputi pengobatan kelainan pertumbuhan atau pengobatan
kelainan-kelainan yang lain, yang mungkin sebagai efek sampingan, mempercepat
atau memperlambat pertumbuhan. Dua kegunaan yang pertma (menemukan kelainan dan
meyakinkan) adalah umum yang lain-lain lebih jarang terjadi dan pada umumnya
lebih banyak dilakukan oleh para spesialis dalam pnyakit pertumbuhan.
F.
PEMBERIAN
KONSELING DAN PENYULUHAN
Bidan juga harus memberikan konseling pada ibu sebelum
bayi di bawa pulang agar kesehatan bayi tetap terjaga. Konseling yang diberikan
bidan yakni:
(1)
Pemberian ASI
(2)
Jaga kehangatan
bayi
Berikan bayi kepada ibu secepat mungkin,karena kotak
antara ibu dengan kulit bayi sangat penting dalam rangka menghangatkan serta
mempertahankan panas tubuh bayi. Apabila suhu bayi kurang dari 36,5°C segera
hangatlah bayi dengan teknik metode kangguru.
(3)
Posisi Tidur yang
tepat
(4)
Pentingnya Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara memproduksi imunitas aktif
buatan untuk melindungi diri melawan penyakit tertentu dengan cra memasukkan
suatu zat dalam tubuh melalui penyuntikan atau secara oral.
(5)
Perawatan harian
atau rutin.
(6)
Pencegahan infeksi
dan kecelakaan
G.
PEMBERIAN
SURAT KETERANGAN KELAHIRAN
Pemberian surat keterangan kelahiran dan kematian
dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
Untuk surat keterangan kelahiran hanya dapat dibuat oleh
bidan yang memberikan
pertolongan persalinan tersebut dengan menyebutkan:
1.
Identitas bidan
penolong persalinan;
2.
Identitas suami dan
ibu yang melahirkan;
3.
Jenis kelamin,
berat badan dan panjang badan anak yang dilahirkan;
4.
Waktu kelahiran
(tempat, tanggal dan jam).
H.
PEMBERIAN
SURAT KETERANGAN KEMATIAN
Untuk Surat
keterangan kematian hanya dapat diberikan terhadap ibu dan atau bayi
yang meninggal pada
waktu pertolongan persalinan dilakukan dengan menyebutkan:
1.
Identitas bidan
2.
Identitas ibu/bayi
yang maninggal
3.
Identitas suami
dari ibu yang meninggal
4.
Identitas ayah dan
ibu dari bayi yang meninggal
5.
Jenis kelamin
6.
Waktu kematian (tempat, tanggal dan jam)
7.
Umur
8.
Dugaan penyebab
kematian.
Setiap
pemberian surat keterangan kelahiran atau surat keterangan kamatian harus dilakukan
pencatatan.
Daftar Pustaka
Saifuddin,Abdul Bari.2002.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Anonim.2009.Petunjuk Pelaksanaan Praktik Bidan. caleg.blogdetik.com/files/2009/01/juklak-praktik-bidan.pdf. Akses : Jumat, 23 November 2012
: 10.10 W
No comments:
Post a Comment