Holistik
berarti keseluruhan atau utuh. Pemerintah juga memandang anak-anak adalah makhluk
holistic sehingga menetapkan beberapa undang-undang yang bersifat melindungi
hak-hak anak. Anak sebagai makhluk holistik merupakan makhluk yang utuh atau paduan dari unsur
biologis,psicologis,social dan spiritual.
1. Makhluk
biologis
·
Anak tersusun
atas system organ tubuh yang digunakan untuk mempertahankan
hidupnya,
·
Anak Mempunyai
kebutuhan yang berguna untuk mempertahankan hidupnya
·
Anak Tidak
terlepas dari hukum
alam:dilahirkan-berkembang-mati
·
Anak memerlukan oksigen untuk bernapas
·
Anak memerlukan
nutrisi untuk menambah energi dalam tubuh
·
Anak memerlukan
cairan tubuh agar tidak dehidrasi.
2. Makhluk
psikologis
·
Anak mempunyai struktur
kepribadian.
·
Anak Mempunyai
daya fikir serta kecerdasan.
·
Anak Mempunyai
kebutuhan psikologi agar pribadi dapat berkembang
3.
Makhluk
social
·
Anak perlu hidup
bersama orang lain, saling bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan
hidup,.
·
Anak mudah Dipengaruhi
dan beradaptasi dengan lingkungan social.
·
Anak Dituntut
untuk bertingkah laku sesuai dengan harapan dan norma yang ada.
4.
Makhluk
spiritual
·
Anak memiliki
keyakinan dan mengakui adanya Tuhan.
·
Anak memiliki
pandangan hidup, dorongan hidup yang sejalan dengan keyakinan yang dianutnya.
Anak Sebagai
Sistem
Anak sebagai system terdiri atas system adaptif, system personal, system
interpersonal, dan system social.
1.
Sistem
Adaptif
Sistem adaptif merupakan
proses perubahan individu sebagai respons terhadap perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi integritas atau keutuhan. Lingkungan seluruh kondisi keadaan sekitar yang mempengaruhi perkembangan
organisme atau kelompok organisme. Menurut Roy (1976) Perilaku adaptif
merupakan perilaku individu secara utuh untuk beradaptasi dan menangani
rangsang lingkungan. Anak-anak mengalami proses ini dalam setiap tahap
perkembangannya , seperti pada saat ia mulai kanak-kanak dan beranjak remaja,
hal tersebut menyebabkan timbulnya sistem adaptif bagi anak untuk menyesuaikan
kebutuhannya sebagai remaja bukan kanak-kanak lagi.
2.
Sistem
Personal
Sebagai system personal anak memiliki proses persepsi dan bertumbuh kembang. Sistem personal disebut
juga sebagai individu. Misalnya bidan harus mengerti tentang konsep :
- Self
Anak-anak Memiliki kepribadian yang
prinsipil.
- Persepsi
Anak-anak
memiliki pemikiran atau pandangan
terhadap suatu kasus. Karena ia sudah mampu untuk mengeluarkan pendapat.
- Tumbuh kembang
Hak anak untuk berpemikiran yang lebih dewasa dan matang.
3.
Sistem
Interpersonal
Sebagai system interpersonal anak dapat berinteraksi, berperan, dan berkomunikasi terhadap orang lain. Contohnya
kemampuan anak dalam menjalankan suatu organisasi ketika ia berada di bangku
SMP, SMA bahkan perguruan tinggi. Dalam organisasi tersebut anak akan
berinteraksi dengan sesama anggota tersebut , kemudian anak akan turut berperan
dalam menjalankan setiap aktivitas organisasi tersebut dan saling berkomunikasi
yang baik dalam mewujudkan suatu tujan organisasi tersebut. Menurut King (1976) system interpersonal disebut juga kelompok. Misalnya
bidan harus mengerti tentang konsep :
- Interaksi
Proses dimana terdapat suatu hubungan timbal balik antara anak yang satu dengan anak lainnya
untuk mencapai suatu tujuan.
- Peran
Suatu keinginan yang ingin dimiliki oleh anak untuk mendapatkan suatu tanggapan dari orang lain.
- Komunikasi
Suatu cara untuk berinteraksi dalam menyampaikan informasi antara anak satu dengan anak lainnya.
4. Sistem Sosial
Sebagai system social, anak memiliki kekuatan dan wewenang dalam pengambilan keputusan di
lingkungannya, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun lingkungan pekerjaan. Misalnya
ketika anak akan melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, anak dapat
menentukan sendiri universitas serta jurusan yang ingin ia tekuni. Menurut King (1976) system social disebut juga masyarakat. Misalnya bidan
harus mengerti tentang konsep :
- Organisasi power
Organisasi yang mempunyai kekuatan yang sangat besar contohnya “IBI”
memiliki kekuasaan dalam bidang kebidanan.
- Otoritas
Suatu kekuasan yang bersifat pengekangan terhadap suatu hal misalnya
seorang bidan saat praktek klinik terlalu mengatur-ngatur pasiennya dalam
melakukan suatu hal.
- Pengambilan keputusan
Suatu tindakan yang bersifat sewenang-wenang misalnya seorang bidan tidak
diperbolehkan untuk mengambil keputusan tanpa sepengetahuan pasiennya.
No comments:
Post a Comment