Thursday 7 March 2013

PENGARUH STRES TERHADAP ANATOMI dan FISIOLOGIS TUBUH



1.     Proses  Terjadinya Penurunan Imonologi pada Orang Stres
Penelitian yang membahas tentang hubungan stres dan sistem daya tahan tubuh atau dikenal dengan sistem imun tubuh sudah semakin banyak dilakukan. Sejak berkembangnya ilmu Psikoneuroimunologi yaitu suatu ilmu yang mengaitkan hubungan antara ilmu psikologi, saraf dan imunologi.
   
Psikoneuroimunologi menekankan pada pembuktian-pembuktian terkait dengan sistem imun tubuh dan hubungannya dengan stres yang terjadi pada seseorang. Disebutkan, banyak sekali dampak stres terhadap sistem imun tubuh manusia yang mengakibatkan seseorang lebih rentan mengalami gangguan penyakit terkait dengan sistem imun tubuh.
   
Beberapa penyakit yang dihubungkan dapat mempengaruhi sistem imun manusia adalah asma dan fibromialgia. Asma diketahui sebagai suatu gangguan penyakit pernapasan yang melibatkan sel-sel radang dan sistem imun dalam tubuh.
Fibromialgia sendiri merupakan suatu kondisi gangguan penyakit yang menekankan keluhannya pada nyeri di berbagai bagian tubuh dan suasana perasaan yang tidak nyaman terkait dengan kondisi ini. Gangguan nyeri yang lebih banyak terdapat pada wanita ini belakangan semakin diteliti mempunyai dampak yang berhubungan dengan sistem stres dan imun tubuh. Karena itu, hindari stres mulai dari sekarang, kalaupun memang ada masalah rumit, mintalah bantuan atau bicara dengan orang yang Anda percaya dan segera cari jalan keluarnya.
2.     Proses  Mudahnya  Tejadi Infeksi pada Orang Stres
Stres dan infeksi dapat terjadi pada siapa saja, kapan saja, di mana saja. Stres bersumber dari masalah fisik dan mental. Stres memicu peningkatan produksi hormon kortisol. Hormon ini memacu peningkatan metabolisme cadangan energi tubuh sehingga mengalami pengurangan.  Hormon ini juga punya peran dalam menekan sistem imunitas tubuh. Infeksi terjadi bila daya tahan tubuh spesifik maupun non-spesifik mengalami penurunan. Dukungan sosial atau kepedulian orang tua punya peran penting dalam durasi maupun derajat stres yang terjadi pada peserta Orientasi Mahasiswa Baru contohnya. Dimana calon mahasiswa yang memperoleh dukungan sosial yang optimal dalam menjalani pekan orientasi, mengalami stres yang ringan dan tidak jatuh sakit.  Sedangkan mahasiswa yang tidak / kurang mendapat dukungan soial mengalami stres cukup berat dan jatuh sakit.

3.     Proses Terjadinya Penuaan Dini pada Orang Stres
Tekanan  membuat hampir sebagian besar orang merasakan stres. Ini bisa dilihat dari tingginya kasus percobaan bunuh diri di masyarakat yang dipicu faktor ekonomi maupun masalah rumah tangga atau asmara.
Proses penuaan dini pada fase subklinik yang terjadi antara 25-35 tahun. Fase ini ditandai dengan menurunnya fungsi kerja hormon dalam tubuh manusia. Dampaknya terbentuk radikal bebas yang dapat merusak sel dan DNA yang akhirnya memunculkan penyakit kanker.
Selain mengalami penurunan produksi hormon dan berkurangnya masa otot, proses penuaan dini juga menyebabkan usia psikologis seseorang menjadi lebih tua dibandingkan dengan usia kronoligik (usia berdasarkan tahun lahir) orang tersebut.
4.     Stres Dapat Menyebabkan Kanker
Stres merupakan kondisi ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran, dan kondisi fisik seseorang. Stres dapat menyebabkan tejadinya kanker pada seseorang. Bagi banyak orang, mengalami stres adalah suatu peristiwa traumatik atau sangat menegangkan untuk dibahas.Orang – orang yang mengalami yang mengalami problematik seperti ini dapat lebih cepat terkena kanker.
       Ketika dihadapkan dengan trauma besar, kadar hormon kortisol stres tetap pada tingkat tinggi dan sistem kekebalan tubuh lansung menekan yang tugasnya untuk melawan sel-sel kanker yang ada pada setiap tubuh manusia. Orang dalam stres tinggi umumnya berarti seseorang yang tidak dapat memproduksi melatonin yang cukup selama waktu tidur serta tidak bisa tidur dengan nyenyak.  Pertumbuhan sel kanker dihambat oleh melatonin, ini berarti ketika seseorang tidak mampu mengatasi stres, hal ini dapat menyebabkan semakin berkembangnya sel-sel kanker. Salah satu fungsi dari hormon adrenalin adalah untuk mengangkut gula dari sel tubuh. Tubuh menjadi asam ketika terlalu banyak gula dalam sel-sel tubuh. Ini berarti sel-sel tubuh yang normal kekurangan oksigen dan tidak dapat bernapas dengan baik. Sel kanker tumbuh dengan baik dalam keadaan oksigen yang rendah. Sel-sel kanker juga dapat berkembang pada gula untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Stres tinggi dapat menyebabkan kadar kortison yang menekan sistem kekebalan tubuh dan menipisnya adrenalin yang menyebabkan oklsigen rendah, untuk berkembangnya sel tubuh dan terlalu banyak gula dalam tubuh yang dihasilkan oleh lingkungan sehingga menimbulkan kanker. Adapun efek yang ditimbulkan oleh stres yaitu :
a.       Tingginya kadar gula dalam tubuh
b.      Rendahnya oksigen dalam tubuh
c.       Berkurangnya produksi hormon adrenalin dimana mereka lebih menjadi kanker dan lebih rentan untuk bermutasi.

5.     Stres Dapat Menyebabkan Gangguan Menstruasi
Kesehatan mental dan spiritual sangat penting untuk mengurangi stres. Jika dalam keadaan stres, otak akan memberikan tandanya ke tubuh melalui penegangan urat-urat saraf. Tanda-tanda ini akan menyebabkan rasa sakit pada tubuh ( defresi, tegang, gelisah ). Selain itu, siklus haid pun menjadi tidak teratur dan sistem kerja jantung menjadi bertambah. Siklus haid menjadi tidak teratur karena adanya gangguan hormon yang disebabkan oleh stres. Haid terkaid erat dengan hormon yang diatur oleh otak, tepatnya dikelenjar hipofisis untuk menghasilkan hormon FSH, hormonal ini akan mengirimkan sinyal ke indung telur untuk proses pematangan folikel telur.  Bila sistem pengaturan ini terganggu, maka secara otomatis siklus haid pun menjadi terganggu.  Seorang wanita dapat mengurangi tingkat stresnya dengan melakukan meditasi dan yoga. Tarik napas dalam-dalam dan perlahan-lahan berdoa, mendengarkan musik lembut, atau jalan-jalan santai. Dngan berelaksasi setiap hari, maka stres dalam hidup akan berkurang.

6.     Stres Dapat Menyebabkan Gastrointestina
Stres dapat menyebabkan gangguan pada sistem percernaan  salah satu diantaranya adalah diare. Diare adalah peningkatan keenceran dan frekuensi tinja. Diare dapat terjadi akibat adanya zat terlarut yang tidak dapat diserap di dalam tinja yang disebut diare osmotik atau iritasi saluran cerna. Penyebab seringnya terjadi iritasi adalah seringnya infeksi oleh virus atau bakteri di usus halus distal atau usus besar. Iritasi usus oleh suatu pantogen memengaruhi lapisan mukosa usus. sehingga terjadi peningkatan produk-produk sekretorik termasuk mukus. Iritasi oleh mikroba juga memengaruhi lapisan otot sehingga terjadi peningkatan mutilitas. Peningkatan  mutilitas menyebabkan banyak air dan elektrolit terbuang karena berkurangnya  waktu yangtersedia umtuk penyerapan zat-zat tersebut di kolon. Individu yang mengalami diare berat dapat meninggal akibat syok hivopolemik dan kelainan elektrolit. Toksin kolera yang dikeluarkan oleh bakteri kolera adalah conrh dari bahan yang sangat merangsang mutilitas dan secara langsung menyebabkan sekresi air dan elektrolit kedalam usus besar, sehingga unsur-unsur plasma yang penting ini terbuang dalam jumlah besar. Diare juga dapat disebabkan oleh faktor fisikologis misalnya ketakutan atau jnis-jenis stres tertentu yang diperantaraai oleh stimulasi sraf parasimpatis.
7.     Stres dapat menyebabkan penyakit kulit
Salah satu bentuk penyakit kulit yang tibul karena stres adalah kulit gatal-gatal. Perasaan cemas dapat memperburuk kondisi yang mendasari penyakit kulit seperti dermatitis dan eksim psoriasis. Hormon stres mengaktifkan serabut saraf yang menyebabkan sensasi gatal semakin berkembang. Orang yang stres memiliki kemungkinan menderita gatal kronis, atau pruritus dua kali lipat lebih besar.
 


1 comment: