A.
Pengertian Hematologi
Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari darah, organ pembentuk darah dan penyakitnya.
Asal katanya dari bahasa Yunani haima
artinya darah.
B. Organ Pembentuk Darah
Sebelum
bayi lahir, hatinya berperan sebagai organ utama dalam pembentukan darah. Saat
tumbuh menjadi seorang manusia, fungsi pokok hati adalah menyaring dan
mendetoksifikasi segala sesuatu yang dimakan, dihirup, dan diserap melalui
kulit. Ia menjadi pembangkit tenaga kimia internal, mengubah zat gizi makanan
menjadi otot, energi, hormon, faktor pembekuan darah, dan kekebalan tubuh. Yang
menyedihkan, umumnya kita hanya memiliki sedikit pemahaman tentang fungsi hati
yang sedemikian rumit, vital, dan bekerja tiada henti.
C. Darah
Darah adalah sejenis jaringan
ikat yang sel-selnya (elemen pembentuknya tertahan dan di bawah dalam matriks
cairan (plasma). Darah lebih berat dibandingkan air dan lebih kental. Cairan
ini memiliki rasa dan bau yang khas, serta pH 7,4. Warna darah bervariasi dari
merah terang sampai merah tua kebiruan bergantung pada kadar oksigen yang
dibawa oleh sel darah merah. Volume darah total sekitar 5 L pada laki-laki
dewasa dan kurang dari 5 L pada wanita dewasa. Volume ini bervariasi pada
ukuran tubuh dan berbanding terbalik pada jumlah jaringan adiposa. Volume ini
juga bervariasi sesuai dengan perubahan cairan darah dan konsentrasi
elektrolitnya.
D. Komponen Darah
1. Plasma darah
Cairan bening kekuningan yang
unsur pokoknya sama dengan sitoplasma. Plasma terdiri dari 92% air dan
mengandung campuran kompleks zat organik dan anorganik. Plasma darah terdiri
atas protein plasma yang terdiri dari 3 jenis yang utama. Yaitu :
albumin(ukuran plasma yang paling kecil dan terbanyak dalam plasma) ,globulin(
membentuk 30% protein plasma terdiri dari alfa dan beta globulin dan gama
globulin yang merupakan antibodi) dan fibrinogen(komponen esensial dalam
mekanisme pembekuan darah).Plasma darah juga mengandung nutrient, gas darah,
elektrolit, mineral, hormone, vitamin dan zat-zat sisa.
2. Produksi Elemen Pembentuk
1. Area Pembentukan
a.
Selama
perkembangan embrio hematopolesis pertama kali berlangsung dalam kantung
kuning telur dan berlanjut dihati, limfa, nodus limfe dan seluruh sumsum tulang
janin yang sedang berkembang.
b.
Setelah
lahir dan selama masa kanak-kanak. Sel-sel darah
terbentuk dalam sumsum semua tulang.
c.
Pada
orang dewasa. Sel darah terbentuk dalam sumsum tulang merah yang
ditemukan dalam tulang membranosa seperti sternumiga, vertebra dan tulang
iliaca girdel pelvis. Sel-sel darah yang sudah matang masuk kesirkulasi utama
dari sumsum tulang melalui vena rangka.
2.
Diferensiasi
Sel Darah
Semua
sel darah diturunkan dari hemositoblas (sel batang primitif) pada sumsum
tulang, yang dibagi dan dibedakan menjadi lima jenis sel.
a. Proeritoblas
Mengalir sejumlah tahapan (eritroblas basofilic,
eritroblas kromatofilic, normoblas dan retikulusit dan setelah matang menjadi
eritrosit)
b. Mieloblas
Merupakan asal promielosit yang mengalami penyimpangan
dalam perkembangannya dan menjadi 3 sel darah yang disebut granulosit:
neutrofil, eosinofil dan basofil.
c. Limfoblas
Merupakan asal limfosit.
d. Monoblas
Merupakan asal monosit.
e. Megakarioblas
Membentuk megakariosit, yang merupakan asal trombosit.
3.
Elemen Pembentuk darah
a. Eritrosit (Sel Darah Merah)
Merupakan bagian utama dari sel darah. Jumlah pada
pria dewasa sekitar 5 juta sel/cc darah dan pada wanita sekitar 4 juta sel/cc
darah. Berbentuk Bikonkaf, warna merah disebabkan oleh Hemoglobin (Hb)
fungsinya adalah untuk mengikat Oksigen. Kadar 1 Hb inilah yang dijadikan
patokan dalain menentukan penyakit Anemia. Eritrosit berusia sekitar 120 hari.
Sel yang telah tua dihancurkan di Limpa 4. Hemoglobin dirombak kemudian
dijadikan pigmen Bilirubin (pigmen empedu). Fungsi eritrosit adalah mentransfer oksigen ke seluruh
jaringan melalui pengikatan hemoglobin terhadap oksigen, pengaturan pH darah.
b. Leukosit
(Sel Darah Putih)
Jumlah sel pada orang dewasa berkisar antara 6000 –
9000 sel/cc darah. Fungsi utama dari sel tersebut adalah untuk Fagosit
(pemakan) bibit penyakit/ benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Maka jumlah
sel tersebut bergantung dari bibit penyakit/benda asing yang masuk tubuh.
Peningkatan jumlah leukosit merupakan petunjuk adanya infeksi misalnya
radang paru-paru.
Leukopeni :Berkurangnya jumlah leukosit
sampai di bawah 6000 sel/cc darah.
Leukositosis :Bertambahnya jumlah leukosit melebihi normal (di atas 9000 sel/cc darah).
Leukositosis :Bertambahnya jumlah leukosit melebihi normal (di atas 9000 sel/cc darah).
Fungsi fagosit sel darah tersebut terkadang harus
mencapai benda asing/kuman jauh di luar pembuluh darah. Kemampuan leukosit
untuk menembus dinding pembuluh darah (kapiler) untuk mencapai daerah tertentu
disebut Diapedesis.Gerakan leukosit mirip dengan amoeba Gerak Amuboid.
Ø
Jenis Leukosit
·
Granulosit : Leukosit
yang di dalam sitoplasmanya memiliki butir-butir kasar (granula).Jenisnya
adalah eosinofil, basofil dan neutrofil.
·
Agranulosit : Leukosit yang sitoplasmanya tidak
memiliki granula.
Jenisnya adalah limfosit dan monosit.
·
Eosinofil :
Mengandung granula
berwama merah (Warna Eosin) disebut juga
Asidofil. Berfungsi pada reaksi alergi (terutama infeksi cacing).
·
Basofil :
Mengandung granula berwarna biru (Warna Basa). Berfungsi pada reaksi alergi.
·
Neutrofil :
(ada dua jenis sel yaitu Neutrofil Batang dan Neutrofil Segmen). Disebut juga
sebagai sel-sel PMN (Poly Morpho Nuclear). Berfungsi sebagai fagosit.
·
Limfosit :
(ada dua jenis sel yaitu sel T dan sel B). Keduanya berfungsi untuk
menyelenggarakan imunitas (kekebalan) tubuh.
·
Sel T4 :
Imunitas seluler
·
Sel B4 : Imunitas humoral
·
Monosit :
Merupakan leukosit
dengan ukuran paling besar
d.
Trombosit (Keping
Darah)
Disebut pula sel darah pembeku. Jumlah sel pada orang
dewasa sekitar 200.000 – 500.000 sel/cc. Di dalam trombosit terdapat banyak
sekali faktor pembeku (Hemostasis) antara lain adalah Faktor VIII (Anti
Haemophilic Factor). Fungsi trombosit adalah sebagai hemostasis/ penghentian pendarahan dan
perbaikan pembuluh darah yang robek. Jika seseorang secara
genetis trombositnya tidak mengandung faktor tersebut, maka orang tersebut
menderita Hemofili.
E.
Kelainan Pada Hematologi
1. Anemia merupakan
defisiensi sel darah merah atau kekurangan hemoglobin. Hal ini mengakibatkan
penurunan jumlah sel darah merah , atau jumlah sel darah tetap normal tetapi
jumlah hemoglobinnya subnormal. Karena kemampuan darah untuk membawa oksigen
berkurang,maka individu akan terlihat pucat atau kurang tenaga.
a. Anemia
hemolitik autoimun (Autoimmune Hemolytic Anemia, AIHA) merupakan kelainan darah
yang didapat, dimana autoantibodi IgG yang dibentuk terikat pada membran sel
darah merah (SDM). Antibodi ini umumnya berhadapan langsung tidak aktif. Pasien mengeluh sakit
dan keluhan ini dapat terlihat bersama dengan angina atau gagal jantung
kongestif. Pada pemeriksaan fisik, biasanya dapat ditemukan ikterus dan
splenomegali.
b. Anemia
Aplastik (sumsum tulang belakang tidak
aktif),ditandai dengan penurunan sel darah merah secar besar-besaran,hal ini
dapat terjadi karena pancaran radiasi yang berlebihan,keracuann zat kimia
atau kanker.
c. Anemia hemoragi terjadi akibat
kehilangan darah akut. Sumsum tulang secara bertahap akan memproduksi sel darah
merah baru untuk kembali ke kondisi normal.
d. Anemia defiensi zat besi
terjadi akibat penurunan asupan makanan, penurunan daya adsorpsi, atau
kehilangan zat besi secara berlebihan.
e. Anemia pernicious karena tidak
ada vitamin B12
f. Anemia sel sabit adalah
penyakit keturunan dimana molekul hemoglobin yang berbeda dari hemoglobin
normalnya karena pergantian salah satu asam amino pada rantai polipeptida beta.
Akibatnya sel darah merah terdistorsi menjadi bentuk sabit dalam kondisi
konsetrasi oksigen yang rendah. Sel-sel terdistorsi ini menutup kapiler dan
mengganggu aliran darah.
2. Leukemia dikenal sebagai kanker darah
merupakan penyakit dalam klasifikasi kanker (istilah medis: neoplasma) pada
darah atau sumsum tulang yang ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau
transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan
limfoid, umumnya terjadi pada leukosit (sel darah putih) Sel-sel normal di
dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal
ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah
tepi. Sel leukemia mempengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah
normal dan imunitas tubuh penderita.
3. Mononucleosis infeksius
disebabkan oleh virus Epstein-barr, yang ditandai dengan adanya peningkatan
jumlah limfosit dan ketidakseimbangan jumlah sel yang abnormal dan tidak
matang.
4. AIDS (Acquired Immune
Defisiency Syndrome) disebabkan human imuno deficiency virus (HIV). Merusak
system kekebalan tubuh dengan cara menyerang rangkaian limfosit tertentu yang
disebut sel T.
F. Tes Darah Saat Hamil
Pemeriksaan darah saat kehamilan bisa untuk
mendeteksi adanya kelainan genetis pada janin.
Segera setelah dinyatakan positif hamil, ada serangkaian tes atau pemeriksaan untuk memantau kondisi kesehatan dan janin. Salah satunya adalah tes darah. Biasanya dilakukan saat usia kehamilan 10-12 minggu dan dilakukan lagi saat usia kehamilan 28 minggu. Hal yang dilakukan pemeriksa adalah mengambil sampel darah, biasanya dari pembuluh vena yang ada di tangan untuk mengetahui:
Segera setelah dinyatakan positif hamil, ada serangkaian tes atau pemeriksaan untuk memantau kondisi kesehatan dan janin. Salah satunya adalah tes darah. Biasanya dilakukan saat usia kehamilan 10-12 minggu dan dilakukan lagi saat usia kehamilan 28 minggu. Hal yang dilakukan pemeriksa adalah mengambil sampel darah, biasanya dari pembuluh vena yang ada di tangan untuk mengetahui:
- Golongan darah (A, B, AB, atau O) dan rhesus darah (positif atau negatif). Bila ternyata ibu rhesus negatif sementara darah bayi memiliki rhesus positif, ibu perlu suntikan Anti D setelah melahirkan, atau bila terjadi keguguran untuk perlindungan agar pada kehamilan berikutnya bayi tidak akan menderita penyakit anemia akut.
- Kadar zat besi dan hemoglobin. Risiko menderita anemia meningkat saat hamil karena ibu perlu zat besi ekstra untuk membentuk darah bayi dan ini bisa diketahui dari rendahnya kadar hemoglobin.
- Kemungkinan ibu menderita IMS (Infeksi Menular Seksual). Bila dari hasil tes ternyata ibu mengidap PMS, seperti sifilis, dokter bisa segera melakukan tindakan pencegahan agar bayi tidak tertular.
- Antibodi terhadap TORCH (toxoplasmosis, rubella, cytomegalovirus dan herpes). Bila ternyata antibodi ibu kurang, ibu bisa melakukan tindakan pencegahan. Misalnya, menghindari orang-orang yang pernah atau mungkin terjangkit penyakit rubella, terutama pada trimester pertama kehamilan, dan setelah melahirkan ibu perlu mendapat imunisasi (saat hamil ibu tidak boleh mendapat imunisasi rubella).
- Kemungkinan bayi menderita kelainan genetis, seperti familial hypercholesterolemia (memiliki kolesterol tinggi), cystic fibrosis (kelainan yang menyebabkan penyakit multisistem), sickle-cell anemia (kelainan bentuk sel darah merah), Thalassemia (kelainan asam amino pembentuk hemoglobin), dan penyakit Tay-Sachs (terbentuknya lemak dalam sel, terutama sel otak dan saraf).
Sebelum melakukan tes darah, sebaiknya konsultasi dulu
dengan dokter untuk mendapatkan cukup bekal informasi seputar tes yang akan
dijalani.
No comments:
Post a Comment