A. PENGERTIAN
Klimakterium dimulai
dari akhir fase reroduksi sampai awal fase senium.
Masa ini adalah suatu jangka waktu dimana wanita
menyesuaikan diri dengan menurunnya produksi hormon-hormon oleh indung telur.
Masa klimakterium meliputi masa premenopause, menopause, pasca menopause dan
ooforopause. Periode ini berlangsung beberapa tahun, kadang-kadang sampai lebih
dari 10 tahun, antara usia 40 sampai 65 tahun.
a.
Premenopause adalah masa 4 sampai 5 tahun sebelum menopause yang
ditandai dengan adanya keluhan klimakterium dan erdarahan yang tidak teratur.
b.
Perimenopause
adalah masa diman atubuh mulai bertransisi menuju menopauase. Masa ini bisa
terjadi selama 2 hingga 8 tahun ditambah satu tahun di akhir periode menuju
menopause. Gejala ini alamiah, karena merupakan tanda berhentinya masa
reproduksi.
c.
Menopause artinya berhenti haid, terjadi dalam masa klimakterium
pada usia sekitar 50 tahun.
d.
Pascamenopause adalah masa 3 – 5 tahun setelah menopause
e.
Ooforopause adalah
saat ovarium kehilangan sama sekali fungsi hormonalnya.
Gambar
1. Fase Klimakteria
B.
PROSES
TERJADINYA KLIMAKTERIUM
Menopause terjadi karena habisnya folikel (sel telur)
pada indung telur. Jumlah sel telur ketika seorang wanita dilahirkan adalah ±
733.000 dan jumlah ini terus berkurang selema masa kanak-kanak dan masa
reproduksi. Pada usia 39 – 45 tahun jumlah sel telur kira-kira 10.900.
Pada setiap siklus haid sebanyak 10 – 15 sel telur akan
dipersiapkan untuk berkembang, tetapi umumnya hanya 1 folikel yang akan
berkembang pesat dan mengalami ovulasi (pelepasan sel telur dari folikel indung
telur). Sisanya dan juga sebagian besar sel telur akan mengalami hambatan
perkembangan, pengisutan dan penyerapan. Dengan demikian proses pemusnahan
folikel berlangsung cepat. Semakin sedikit folikel yang berkembang semakin
berkurang pembentukan hormon estrogen dan progesteron.
Selain itu, kekuatan atau kelenturan alat kelamin luar
(vagina dan vulva) menurun, demikian juga jaringan alat tubuh lainnya yang
berada di bawah pengaruh hormon estrogen. Pada umumnya menopause terjadi antara
umur 45 – 50 tahun. Menopause dapat terjadi lebih dini akibat beberapa penyakit,
antara lain anemia (kekurangan sel darah merah) dan tuberkulosis. Selain itu
menopause dapat terjadi secara buatan sebagai akibat pembedahan dan
pengangkatan kedua ovarium atau pengobatan dengan sinar radiasi.
Gambar
2. Proses terjadinya klimakterium
C.
TANDA-TANDA
AWAL PADA MASA KLIMAKTERIUM
1. Menstruasi menjadi tidak lancar dan tidak teratur,
biasanya datang interval waktu lebih lambat atau lebih awal dari biasanya.
2. Haid yang keluar banyak sekali atau sangat sedikit. Ini disebabkan karena pengaruh hormon atau letupan
hormon yang tidak stabil pada diri
seseorang.
3. Muncul gangguan vasomotoris berupa penyemitan atau
pelebaran pada pembuluh-pembuluh darah.
4. Merasa pusing-pusing, disertai sakit kepala terus
menerus.
5. Berkeringat tidak hentinya.
6. Neuralgia atau gangguan/sakit saraf dan lain-lain.
D.
KELUHAN
PADA KLIMAKTERIUM
Beberapa
faktor yang mempengaruhi timbulnya keluhan pada masa klimakterium :
1. Penurunan fungsi indung telur yang berkaitan dengan
perubahan kesimbangan hormonal
2. Pengaruh sosial, budaya, ekonomi dan
lingkungan dapat mempengaruhi keadaan gizi, kesehatan, dan
taraf pendidikan.
3. Faktor psikologik, termasuk hubungan interpersonal dengan
suami,anggota keluarga dan masyarakat sekitar
Berdasarkan penelitian pada tahun 1980 terhada 1000 wanita usia
klimakterium di Inggris. Dalam penelitian sebanyak 16% dari wanita tersebut
tanpa keluhan, 62% diantaranya merasakan adanya gejolak rasa panas (rona merah
/ hot flushes)
tetapi umumnya tidak mengganggu kegiatan sehari-hari. Ternyata hanya 10-15%
dari wanita-wanita tersebut memerlukan pengobatan.
E.
PERUBAHAN-PERUBAHAN
ORGANIK PADA KLIMAKTERIUM
1. Organ reproduksi
-
Saluran
telur tuba mengalami penipisan ada selaut lendir dan akhirnya rambut getar yang
berfungsi menyalurkan sel telur atau hasil pembuahan akan menghilang
-
Rahim
(uterus) mengecil dan endometrium (selaput rahim) atrofi (menipis)
-
Leher
rahim (serviks) organ ini mengkerut hingga berselubung dengan dinding vagina,
selurannya memendek dan menyempit
-
Liang
sanggama (vgina) elastisitasnya berkurang,lipatan-lipatan menghilang, dinding
menipis, mengalami kekeringan sehingga mudah mengalami perlukaan
-
Vulva
akan kehilangan jaringan lemak dan mengakibatkan pengurangan lipatan bibir
kemaluan dan berkurangnya tonjolan
-
Jaringan
dasar panggul mengalami atrofi (degenerasi
atau penyusutan yang mengakibatkan pengecilan ukuran akibat kesalahan dalam
penggunaannya, disebabkan kekurangan gizi atau gangguan persarafan). Hilangnya tonus ketegangan otot dalam keadaan istirahat
dan elastisitasnya dapat menyebabkan prolapsus uterovaginal 9turun peranakan)
-
Korpus
perineum dan lubang dubur (anus) menjadi atrofi , lemak sekitarnya hilang.
Tonus otot lingkar anus hilang pula sehingga terjadi inkontinensia
alvi (tidak dapat mengendalikan/ menahan buang air besar)
-
Dinding
kandung kemih mengalami atrofi, aktivitas kendali ototnya hilang pula,
infeksi mudah terjadi. Keluhan dapat berupa sering berkemih, susah berkemih
atau tidak dapat menahan untuk berkemih.
-
Payudara
menajdi datar dan kendur. Putting susu menjadi kecil dan kurang erektil,
pigmentasinya juga berkurang.
Gambar 4.
Perubahan-perubahan pada klimakterium
2.
Organ pencernaan
Terjadi perubahan
pada kerja usus halus dan besar. Menurunnya estrogen dapat menimbulkan perubahan
kerja usus menjadi lambat. Kemampuan mereabsorbsi sari makanan makin berkurang.
Kerja usus halus dan besar yang lambat menimbulkan gangguan buang air besar
berupa obstipasi (sembelit).
3.
Organ muskuloskeletal
Perubahan pada tulang terjadi oleh karena kombinasi
rendahnya hormon estrogen dan hormon paratiroid. Tulang mengalami dekalsifikasi
(pengapuran) artinya kalsium menurun sehingga tulang keropos dan mudah terjadi
patah tulang. Osteoporosis adalah tulang-tulang menjadi rapuh sehingga mudah terjadi
patah tulang, nyeri punggung, dan lain-lain. Patah tulang terutama terjadi pada persendian paha.
Tercatat 85% wanita mengalami hal ini, paling sering terjadi sekitar 10 tahun
setelah menopause. Proses menua pada persendian, terutama sendi penopang
berat badan memberikan gejala dini berupa nyeri serta kaku sendi setelah
istirahat.
4.
Organ cardiovaskular
Perubahan sistem
jantung dan pembuluh darah terjadi karena adanya perubahan metabolisme,
menurunnya estrogen, menurunnya pengeluaran hormon paratiroid. Hubungan emosi
dengan sistem ini menimbulkan jantung mudah berdebar. Meningkatnya hormon FSH
dan LH dan rendahnya estrogen dapat menimbulkan perubahan pembuluh darah.
Melebarnya pembuluh darah pada wajah, leher, dan tengkuk menimbulkan rasa panas
yang disebut “hot
flushes”. Badan terasa panas. Penimbunan kolesterol pada pembuluh
darah menimbulkan penyakit jantung koroner. Permulaan penyakit hipertensi juga
banyak terjadi selama masa klimakterium. Selain itu dapat juga terjadi hiperkolesterolemia
(peninggian kadar kolesterol dalam darah) dan arteriosklerosis (pengerasan
pembuluh darah).
5.
Perubahan-perubahan lainnya
Pada
perubahan fisik seorang wanita mengalami perubahan kulit:
-
Lemak
bawah kulit berkurang sehingga kulit menjadi kendor.
-
Kulit
mudah terbakar sinar matahari dan menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam.
-
Otot
bawah kulit muka mengendor sehingga jatuh dan lembek.
-
Kelenjar
kulit kurang berfungsi, sehingga kulit menjadi kering dan keriput.
-
Kenaikan
berat badan ringan terjadi pada kurang lebih 29% wanita klimakterium,
penyebaran lemak terutama ditemukan pada tungkai atas, pinggul, perut bawah,
dan lengan atas.Terjadi virilisasi yaitu menurunnya tanda/sifat feminim dan
terjadinya maskulinisasi akibat perubahan hormonal